Liputan6.com, Jakarta Jelang mudik Lebaran tahun 2023, Komisi V DPR RI meninjau kesiapan infrastruktur dan transportasi di Stasiun Pasar Senen dan ruas jalan tol Jakarta-Cikampek, Jumat (14/4/2023). Peninjauan secara langsung tersebut dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi V DPR, Ridwan Bae bertujuan untuk memastikan bahwa kesiapan perencanaan arus mudik pada tahun ini dapat berjalan dengan baik.
Politisi dari Partai Golongan Karya (Golkar) tersebut menekankan lima poin dalam peninjauan langsung yang dilakukannya. Kelima poin tersebut perlu menjadi perhatian serius dari semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan angkutan mudik lebaran 2023.
Baca Juga
“Pertama, keterjaminan faktor keamanan, keselamatan, kenyamanan dan kualitas pelayanan merupakan hal utama dan prioritas dari semua pihak yang berwenang dalam penyelenggaraan angkutan Mudik Lebaran 2023,” tutur Ridwan Bae.
Advertisement
Legislator yang berasal dari Daerah Pemilihan (Dapil) Sulawesi Tenggara tersebut menjelaskan bahwa poin yang kedua, pemerintah sebagai regulator perlu melakukan koordinasi dan kerja sama yang baik dengan para operator transportasi dan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) dalam pengendalian dan penyelenggaraan angkutan Mudik Lebaran 2023.
“Ketiga, pemenuhan standar pelayanan minimal di jalan tol antara lain; kondisi jalan, peningkatan sarana dan prasarana jalan tol dan fasilitas pendukung lainnya dalam rangka mendukung kelancaran, keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan,” imbuh Ridwan Bae.
Antisipasi Kemacetan
Poin keempat, Ridwan meminta kepada pemerintah untuk mengantisipasi permasalahan yang sering terjadi setiap tahun, antara lain kemacetan dengan waktu yang lama, kecelakaan, dan hambatan di ruas Jalan Nasional dan Jalan Tol. Selain itu, dirinya juga mendorong pemerintah agar meningkatkan aspek pencegahan daripada fokus di aspek penanganan pada penyelenggaraan angkutan Lebaran 2023.
Terakhir, Ridwan menyoroti Jalur Jalan Layang Sheikh Mohammed Bin Zayed (MBZ) di Jalur Tol Jakarta-Cikampek, tepatnya di KM 48. Komisi V DPR memandang bahwa keberadaan Jalan Layang MBZ perlu mendapat perhatian khusus, hal itu lantaran jalur sepanjang 30-an KM ini, tidak memiliki Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) atau rest area.
“Untuk itu, perlu diterangkan juga apa skenario perencanaan terbaik, termasuk perencanaan dan koordinasi evakuasi untuk mengantisipasi keadaan darurat, baik kehabisan BBM, parking bay untuk mobil mogok atau keperluan ke toilet, bahkan rencana evakuasi terhadap potensi bencana lainnya,” paparnya.
(*)
Advertisement